Ada saat kita tak berbagi lagi
Saling mengenang saja sesuatunya
Banyak kisah yang di jalani
yang telah terukir rapi di atap jiwa dan di sudut-sudut itu
Bersama segenap nota-nota jiwa dan bibir
Disertai canda dan pertenkarang kecil, sedang, dan hebat
Penuh warna dalam perjalanan itu
Dalam sepi tak ada kata
Jika memang saat itu tiba
Saling menyimpang saja segala sesuatunya
Seiiring denyut nadi yang berdetak tak beraturan
Debar jantung tak menentu
Saat keempat mata menatap
Diiringi gerimis membasahi beranda
Kala kita menyusuri jalan itu di sinari matahari sore
Kala kita menatap bintang dan cahaya yang sama
Dalam sepi tak ada kata
Jika saat kita tak beriring lagi
Coba letakkan di hembusan angin
Di tempat yang kita anggap tepat
Di suatu titik yang muncul dan dimunculkan
Simpang saja senyum lalu lepaskan sesuka masing-masing
Biarkan waktu membawanya
Hingga kelangit ke tujuh
Bersama kolaborasi rasa yang ada
Tak ada lagi air mata, tampa kata
Jika kita tak bersua lagi
Simpang saja segala rasa yang dirasakan
terserah sesuka masing-masing
Pada lebatnya hutan, pada hujan yang turun,
Pada bintang dan bulan diangkasa, pada pepohonan,
Pada padang ilalang, pada bebatuan, dan lainnya
Sambil bermimpi seiirng waktu
Lalu berusaha mendekapnya dalam sepi
Jika kita tak berobral sesuatu lagi
Saling menyapa saja dengan cara masing-masing
Lanjutkan pilihan masing-masing
Bekerja wujudkan mimpi yang hadir
Memetik dan menata ulang segala sesuatunya
Berharap tersadar bahwa damai dan berbagi itu indah
Tak peduli lagi efek masa lalu
Karena masing-masing tahu dan sadar
hidup itu indah untuk dinikmati
Lebih indah lagi ketika dinikmati bersama
Lewat cara masing-masing
Melangkah saja dengan segala rasa yang ada
Kuawali saja dengan segelas kopi
Senin, 21 Februari 2011
Menyapa lewat cara masing-masing
Diposting oleh
Andi Iccank Baharuddin
di
22.38
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar