Ketika banyak rasa bercampur aduk tak jelas
Apa mendominasi siapa dan sebaliknya
Siapa yang butuh dan apa yang dibutuhkan
Ku ingin Kalian mengunjungiku
Menyapaku dengan logat yang tak karuan
Di pembaringan yang sederhana ini
Ada sayatan kecil di hatiku
Mereka telah menggunakan senjata keindahannya
Melalui tawa, senyum, tangis,canda, omelan-omelanya
Tak akan berhenti kuingat menetap di ruang-ruang jiwa
Terkadang ingin kuikat erat semuanya
Kurampas lalu kuletakkan di ruang tak bertepi
Semua hanya imajinasi tak realistis
Diantara daun-daun kering yang jatuh dari tangkai pohon
Matahari serasa menyinari dengan lembutnya
Kau dan dia begitu senang membuat kekalahan
Namun tetap saja kutersenyum ketika kuingat senyum kalian
Hati terasa damai, tenang dan teduh
Daun-daun perlahan berjatuhan dari pohon
Ditiup mengikuti irama angin kecemasan
Sesekali terkena sinar matahari menghangatkan
Disekitarnya tumbuh teratai putih nan cantik
Ketika senja itu datang lalu pasrah dipeluk erat oleh malam
Kau dan dia di seberang sana
Terpisahkan sebuah jalur yang tak berjarak tak bernama
Saat mayoritas rasa perlahan mengecil dan padam
Seperti sebuah lilin yang menyala termakan kegelapan malam
Kau dan dia
Sesekali saja melihat wajah kalian
Dalam suasana yang penuh ketidakmengertian
Dalam sebuah ruang-ruang hampa
Setelahnya itu tersenyum berjalan lewati pilihan masing-masing
Selasa, 26 April 2011
KAU DAN DIA
Diposting oleh
Andi Iccank Baharuddin
di
19.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar